Senin, 06 Agustus 2012

Pemahaman Guru Terhadap Penilaian Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi Pada Mata Pelajaran Akuntansi Di Sekolah Menengah Atas (Sma) Negeri Se-Kabupaten Pati (A20)

BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah

Di era globalisasi, perubahan masyarakat terjadi begitu cepat. Salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap kecepatan tersebut adalah perkembangan ilmu  pengetahuan dan   teknologi  informasi  yang  sangat  pesat.  Agar  dapat mengikuti  perkembangan ilmu pengetahuan  dan  teknologi  informasi  tersebut masyarakat harus memiliki pendidikan yang  cukup agar mampu mengakses dan menguasai  ilmu  pengetahuan  dan  teknologi informasi  tersebut.  Di  sini  peran pendidikan sangat diperlukan, mengingat salah satu tujuan pendidikan yaitu untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.

Pendidikan yang selama ini diterapkan di Indonesia dinilai tidak mampu memenuhi harapan  masyarakat.  Peserta  didik  hanya  dibekali  kemampuan  di bidang akademik saja.  Aspek-aspek yang lain, seperti aspek keterampilan dan kecakapan hidup yang ada pada peserta didik diabaikan. Akibatnya ketika mereka kembali   ke   tengah-tengah  masyarakat,   mereka   tidak   mampu   menghadapi permasalahan  yang  ada  di masyarakat.  Oleh  karena  itulah   berbagai  upaya dilakukan pemerintah untuk mengatasi kelemahan pendidikan di Indonesia.

Salah satu upaya yang saat ini digulirkan pemerintah adalah penerapan kurikulum 2004 yang menggunakan pendekatan standar kompetensi. Kurikulum 2004 yang banyak dikenal dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi merupakan  tantangan bagi tenaga pendidik dan peserta didik yaitu tantangan terhadap standar kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik.


Standar  kompetensi  yang  harus  dicapai  oleh  peserta  didik  mencakup kemampuan berpikir,  kemampuan  gerak  psikomotor,  dan  kemampuan  terkait dengan kepribadian, sehingga  hasil belajar peserta didik harus mencakup ketiga aspek kemampuan tersebut. Untuk itu pembelajaran yang terjadi harus mencakup ketiga aspek tersebut. Demikian pula sistem penilaiannya harus mencakup ketiga aspek kemampuan tersebut (Mardapi, 2004).

Sistem penilaian yang baik akan mendorong pendidik mengajar lebih baik dan peserta didik belajar lebih baik, atau dengan kata lain mendorong peningkatan kualitas  pembelajaran.  Oleh  sebab  itu,  tenaga  pendidik  harus  benar-benar memahami  sistem penilaian  yang akan  digunakan  untuk  menilai  hasil  belajar peserta didik agar dapat menggambarkan kemampuan peserta didik secara akurat.

Selama ini fenomena yang ada di lapangan, penilaian hanya dilakukan untuk   menilai kemampuan  kognitif  peserta  didik  saja.  Alat  penilaian  yang digunakan pun sangat terbatas. Para peserta didik umumnya belajar hanya pada saat  menjelang  ulangan harian atau   pada  saat  ujian saja.  Jarang  mereka mempersiapkan  diri  untuk  menghadapi pembelajaran  biasa,  sehingga  proses pembelajaran sering terjadi satu arah. Guru menjelaskan dan peserta didik hanya mendengarkan.  Demikian   pula  dengan  guru. Mereka  umumnya  melakukan penilaian pada saat tertentu saja, misalnya pada saat ulangan harian atau ujian. Hal ini  terjadi  hampir  pada  setiap  mata  pelajaran  termasuk pada  mata  pelajaran Akuntansi.

Sistem seperti ini jelas tidak dapat memenuhi tuntutan pembelajaran yang berorientasi masa depan yang penuh dengan masalah dan tantangan. Keberhasilan atau kegagalan peserta didik tidak dapat diukur hanya pada saat tertentu dan pada satu  aspek kemampuan  saja,  namun  harus  dinilai  secara  komprehensif  dan berkelanjutan (Suhito, 2002).
Pada kurikulum 2004, mata pelajaran Akuntansi pada Sekolah Menengah Atas (SMA) diberikan secara terpisah dengan mata pelajaran Ekonomi. Namun mata pelajaran Akuntansi ini  merupakan bagian dari mata pelajaran Ekonomi. Mata pelajaran Akuntansi tersebut memiliki karakteristik sebagai berikut:

1.  Akuntansi merupakan seperangkat pengetahuan untuk menghasilkan informasi yang bermanfaat.
2.  materi Akuntansi berupa pokok-pokok bahasan dari pengertian secara umum, pencatatan transaksi keuangan, penyusunan laporan keuangan baik perusahaan jasa,  dagang,  maupun   koperasi  sampai  pada  analisis  laporan  keuangan tersebut.
3.  pokok-pokok  bahasan  tersebut  diurutkan  sesuai  dengan  sekuensial  proses akuntansi dari bukti transaksi sampai menjadi laporan keuangan.
(Depdiknas, 2002: 3).

Untuk  mempelajari  Akuntansi  dibutuhkan  logika  berpikir  kreatif  dan keterampilan berhitung yang baik. Oleh karena itu dalam mempelajari Akuntansi tidak bisa dilakukan hanya  pada saat menjelang ulangan harian atau ujian saja. Apalagi materi Akuntansi saling berurutan dan berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Peserta didik harus berpikir secara komprehensif dan menyeluruh dalam mempelajari mata pelajaran ini.

Dalam  menilai  hasil  belajar  mata  pelajaran  Akuntansi  tidak  dapat menggunakan satu teknik  penilaian  saja.  Sebab  hal  itu  tidak  dapat  menilai kemampuan peserta didik    secara           keseluruhan,    dan       juga      tidak                                 dapat menggambarkan kemampuan  peserta  didik  secara  akurat.  Oleh  karena  itu, penilaian   mata   pelajaran  Akuntansi   dapat   dilaksanakan   pada   saat   proses pembelajaran di kelas dan pada saat kegiatan penilaian yang khusus direncanakan, misalnya pada saat ulangan harian, dengan menggunakan berbagai bentuk tagihan berupa pertanyaan lisan, pertanyaan tertulis, kuis, tugas  rumah, ulangan harian, tugas individual, tugas kelompok, portofolio, dan tes semester.

Penilaian yang digunakan dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi adalah penilaian berbasis kelas. Penilaian berbasis kelas dilakukan dengan pengumpulan kerja  siswa  (portofolio),  hasil  karya  (produk),  penugasan  (proyek),  kinerja (performance), dan tes tertulis (paper and pen tes). Guru menilai kompetensi dan hasil belajar siswa berdasarkan level pencapaian prestasi siswa (Sudjoko, 2002).

Dari uraian tersebut, peneliti mencoba meneliti sejauhmana pemahaman guru   terhadap penilain  dalam  Kurikulum  Berbasis  Kompetensi  pada  mata pelajaran Akuntansi di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri se-Kabupaten Pati yang  diharapkan  mampu meningkatkan  kualitas  pembelajaran  mata  pelajaran tersebut.

Cara Downloadnya silahkan klik DISINI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar