Minggu, 05 Agustus 2012

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X -6 Sma N 1 Grabag Kabupaten Magelang Pokok Bahasan Trigonometri Melalui Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tai Berbantuan Lks (A15)


BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah
Pendidikan Nasional diarahkan (1) untuk    mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan       bangsa, dan   (2) untuk mengembangkan  potensi  siswa  agar  menjadi manusia  yang  beriman  dan bertakwa kepada Tuhan Yang  Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,  kreatif,  mandiri  dan  menjadi  warga  negara  yang  demokratis  serta bertanggung  jawab.  Namun  demikian,  untuk   mewujudkan   tujuan  mulia tersebut tidak semudah yang dibayangkan, berbagai upaya  harus dilakukan untuk mewujudkannya.

Menyikapi  hal  tersebut,  pemerintah  berupaya  untuk  mewujudkan tujuan Pendidikan Nasional dengan melalui berbagai cara, antara lain dengan menyempurnakan  Sistem Pendidikan Nasional sebagaimana telah ditetapkan melalui Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003.

Salah satu aspek penting dalam Sistem Pendidikan Nasional adalah kurikulum. Pada tahun pelajaran 2006/2007 kurikulum yang diterapkan adalah KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). KTSP diharapkan benar-benar dapat diterapkan dan efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran.


Dalam sejarah  perkembangan  peradaban  manusia  sampai  sekarang, peranan Matematika  semakin  penting,  baik  bagi  perkembangan  peradaban manusia secara keseluruhan (misalnya      bagi            perkembangan ilmu-ilmu pengetahuan dan teknologi) maupun bagi perkembangan setiap individu. Bagi individu,  Matematika berguna untuk memperoleh keterampilan-keterampilan tertentu  dan  untuk  mengembangkan  cara  berpikir. Selain  itu,  Matematika berfungsi sebagai alat bantu dan  pelayanan ilmu, artinya tidak hanya untuk Matematika   itu   sendiri   tetapi   untuk   ilmu-ilmu   yang   lain,   baik   untuk kepentingan   teoritis   maupun   kepentingan   praktis   sebagai   aplikasi   dari Matematika.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Matematika diajarkan bukan hanya   untuk  mengetahui   dan   memahami   apa   yang   terkandung   dalam Matematika  itu  sendiri, tetapi Matematika  dianjurkan  pada  dasarnya  juga bertujuan untuk membantu melatih pola pikir siswa agar dapat memecahkan masalah dengan kritis, logis, cermat dan  tepat. Di samping itu, agar siswa terbentuk  kepribadiannya  dan  terampil  menggunakan  Matematika  dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan realita yang ada kebanyakan siswa kurang antusias dalam menerima  pelajaran Matematika, mereka lebih bersifat pasif, enggan, takut atau  malu  untuk  mengemukakan pendapatnya.  Tidak  jarang  siswa  kurang mampu  dalam  mempelajari  Matematika  sebab Matematika  dianggap  sulit, menakutkan bahkan sebagian dari mereka ada yang membencinya.

Matematika  dianggap  sebagai  momok  oleh  mereka,  hal  ini  menyebabkan siswa menjadi takut atau fobia terhadap Matematika. Ketakutan yang muncul dari dalam diri siswa tidak hanya disebabkan oleh  siswa  itu  sendiri,  tetapi  juga  didukung  oleh  ketidakmampuan guru menciptakan situasi yang  membawa siswa tertarik pada Matematika. Guru merupakan  salah  satu  penentu  dalam  pendidikan,  sebab  secara  langsung berupaya mempengaruhi, membina dan  mengembangkan kemampuan siswa agar menjadi manusia yang cerdas, terampil dan  bermoral tinggi. Sebagai penentu, guru dituntut memiliki kemampuan sebagai pendidik dan  pengajar. Sebagai pengajar, paling tidak guru harus menguasai bahan yang diajarkan dan terampil dalam hal cara mengajarkannya.

Guru Matematika yang berhasil adalah guru yang mampu mengatasi dan menyelesaikan masalah pembelajaran di kelas secara bijaksana. Sehubungan   dengan   itu,   tentulah   tidak  mencukupi   bagi   seorang   guru Matematika  hanya  bergantung  pada  strategi  dan  teknik yang  lama  dalam mengajar Matematika, tetapi harus dengan cara yang lain yang dapat menarik siswa untuk berpartisipasi secara aktif dalam proses belajar mengajar, karena tujuan setiap proses belajar megajar adalah  diperolehnya hasil belajar yang optimal. Hal ini dapat dilakukan apabila siswa terlibat secara aktif  baik fisik, mental  maupun  emosi. Keberhasilan  proses  pembelajaran  merupakan  hal utama yang didambakan dalam melaksanakan pendidikan di sekolah. Dalam proses  pembelajaran komponen utama adalah guru dan siswa. Agar proses pembelajaran berhasil, maka guru harus membimbing siswa sedemikian rupa sehingga  mereka  dapat   mengembangkan  pengetahuannya sesuai dengan struktur pengetahuan mata pelajaran yang dipelajarinya.

SMA N 1 Grabag merupakan salah satu SMA yang sudah menerapkan KTSP. Berdasarkan survey dan informasi  dari guru yang mengajar, SMA N 1 Grabag merupakan salah satu sekolah favorit di tingkat kecamatan yang tidak kalah  dengan  SMA  N  di  tingkat kodiamadia.  Jumlah  calon  siswa  yang mendaftarkan melebihi kapasitas sekolah sehingga diadakan seleksi bagi siswa yang ingin meneruskan  sekolahnya di SMA N 1 Grabag. Oleh karena itu potensi siswa SMA N 1 Grabag termasuk baik. Tetapi sebagian besar siswa di SMA N 1 Grabag tidak menyukai pokok  bahasan Trigonometri, khususnya aturan sinus, kosinus dan luas daerah segitiga, mereka  menganggap pokok bahasan  Trigonometri merupakan  pokok  bahasan  yang  sulit  dipahami  dan dimengerti apalagi kalau sudah sampai ke aplikasi penggunaan rumus-rumus Trigonometri.  Hal  ini  mengakibatkan  hasil belajar  siswa  pokok  bahasan Trigonometri rendah. Ini dapat dilihat dari tabel berikut.

Tabel 1. Nilai Rata-rata Ulangan Harian Siswa Kelas X
SMA N 1 Grabag Pokok Bahasan Trigonometri dari Tahun 2003 sampai 2006
Tahun Pelajaran
Nilai rata-rata
2003/2004
60
2004/2005
62
2005/2006
63
(Sumber: Guru mata pelajaran matematika kelas X  SMA N 1 Grabag)

Dalam pelaksanaan pembelajaran Matematika di SMA N 1 Grabag masih menggunakan metode konvensional, yakni ekspositori. Sehingga siswa kurang mampu mengembangkan  dan meningkatkan kompetensi dan kreativitasnya dalam pembelajaran Matematika.

Dalam pembelajaran seringkali dijumpai adanya kecenderungan siswa yang tidak  mau bertanya kepada guru meskipun mereka sebenarnya belum mengerti tentang materi yang disampaikan guru. Masalah ini membuat guru kesulitan dalam memilih model pembelajaran yang tepat untuk menyampaikan materi. Agar dalam pelaksanaan  pembelajaran Matematika    tidak membosankan sehingga siswa senang dalam pembelajaran Matematika maka dalam pelaksanaannya  dapat  menerapkan  berbagai  strategi.  Salah  satunya adalah  melalui penggunaan  model  pembelajaran  yang  tepat  dalam  proses belajar  mengajar.  Model pembelajaran  yang   dipilih  diharapkan  mampu mengembangkan  dan  meningkatkan kompetensi,  kreativitas,   kemandirian, kerjasama (cooperative), kepemimpinan, toleransi dan kecakapan hidup siswa. Model pembelajaran yang sesuai dengan maksud di atas, salah satunya adalah model  pembelajaran  kooperatif  tipe  TAI  (Team  Assisted  Individualization) berbantuan LKS (Lembar Kerja Siswa).

Model  pembelajaran   TAI   merupakan   model   pembelajaran   yang mempunyai  strategi pembelajaran penerapan bimbingan antar teman. Dalam pembelajaran  ini  siswa   diberi LKS  untuk  dikerjakan  secara  kelompok sehingga  siswa  dengan  mudah  dapat  memahami  konsep  materi,  yaitu Trigonometri. Melalui model pembelajaran TAI siswa diajak belajar mandiri, dilatih  untuk  mengoptimalkan  kemampuannya  dalam  menyerap informasi ilmiah yang dicari, dilatih untuk menjelaskan temuannya kepada pihak lain dan dilatih untuk memecahkan masalah. Jadi melalui model pembelajaran ini siswa   diajak  berpikir   dan   memahami   materi   tidak   hanya   mendengar, menerima dan mengingat-ingat  saja. Namun dengan model pembelajaran ini keaktifan,  kemandirian  dan keterampilan  siswa  dapat  dikembangkan  dan akhirnya pemahaman konsep yang diperoleh dapat berkembang secara efektif.

Cara Downloadnya silahkan klik DISINI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar