BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pendidikan merupakan
rangkaian kegiatan komunikasi antar manusia,
se- hingga dapat tumbuh dan berkembang sebagai manusia yang utuh. Pendidikan
memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia di masa
yang akan datang. Proses pembelajaran yang terjadi di lingkungan sekolah
(pendidikan formal) melibatkan
berbagai komponen yaitu: tujuan, bahan, metode dan alat
serta penilaian (Sudjana, 2000). Jika salah
satu komponen tidak
ada maka proses pembelajaran
kurang berhasil.
Siswa pada umumnya dapat mencapai
sikap mental yang baik jika mereka
mengetahui tujuan belajar itu sendiri. Pembelajaran
yang dilaksanakan dapat dike-
tahui hasilnya dengan diadakan evaluasi
hasil belajar. Evaluasi hasil belajar antara
lain bertujuan untuk
mengetahui kemajuan-kemajuan dan kelemahan-kelemahan siswa, guru, proses belajar
mengajar beserta
sebab akibatnya, sehingga
siswa da- pat mengetahui langkah
apa yang akan diambil untuk
meningkatkan hasil bel- ajarnya.
Belajar adalah
proses menghasilkan perubahan tingkah
laku atau keca- kapan. Keberhasilan belajar tergantung pada beberapa
faktor,
yaitu:
1)
faktor
internal, ialah faktor yang berasal
dari dalam diri anak/siswa itu sendiri. 2) faktor
eksternal, ialah faktor yang berasal
dari
luar
diri
anak/siswa. Faktor internal meliputi:
bahan belajar, motivasi,
sikap, perasaan, emosi, dan intelegensi. Sedang- kan faktor eksternal
meliputi: bahan pelajaran,
metode mengajar, media pendidikan dan lingkungan dalam kelas maupun
di luar kelas.(Dimyati dan Mudjiono,1999).
Dalam rangka mewujudkan pemerataan hasil pendidikan yang bermutu, diperlukan kurikulum dengan kompetensi lulusan yang memiliki keunggulan ber- taraf lokal, nasional dan
global.Untuk itu diperlukan pembelajaran
yang handal.
Pembelajaran di sekolah dewasa
ini, tidak sesuai
dengan yang diharap- kan, apabila jika
dikaitkan dengan pemahaman siswa
terhadap materi pelajaran.
Banyak siswa yang mempunyai kemampuan menghafal materi yang diterima de- ngan
baik, tetapi mereka tidak memahami secara mendalam
apa yang mereka ha- falkan. Sebagian besar siswa
belum mampu menghubungkan materi yang dipel-
ajari dengan pengetahuan yang digunakan
atau dimanfaatkan. Hal ini disebabkan karena penggunaan sistem pembelajaran
yang tradisional yaitu siswa hanya diberi pengetahuan secara lisan (ceramah) sehingga
siswa menerima pengetahuan secara
abstrak (hanya membayangkan) tanpa mengalami atau melihat sendiri. Padahal siswa membutuhkan
konsep-konsep yang berhubungan dengan lingkungan seki- tarnya karena pembelajaran tidak
hanya berupa transfer
pengetahuan tetapi se- suatu yang harus dipahami
oleh siswa
yang akan diperlukan dalam kehidupan
sehari-hari. Belajar lebih bermakna jika siswa mengalami sendiri apa yang dipel-
ajari daripada hanya mengetahui
secara lisan saja.
Banyak sekali pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan
dalam pro- ses belajar mengajar. Agar diperoleh hasil yang memuaskan diperlukan pende- katan yang tepat untuk mengajarkan suatu pengetahuan atau materi sehingga ha- silnya sesuai dengan yang diharapkan.
Dalam hal ini penulis mengambil materi tumbuhan biji karena nilai ulang-
an pada materi tersebut
masih rendah yaitu 59,61. Hal tersebut
terjadi karena di dalam
proses pembelajarannya metode yang dikembangkan
kurang bervariasi. Kecenderungan pembelajaran
mengarah pada ceramah dan praktikum
di labora- toriam, media yang digunakan masih kurang.
Untuk memecahkan
masalah pembelajaran di atas diperlukan
sebuah stra- tegi belajar yang tidak mengharuskan siswa menghafal fakta-fakta, tetapi strategi yang mendorong siswa
mengkonstruksikan pengetahuan dibenak mereka sendiri.
Dalam konteks ini siswa perlu mengerti makna belajar
beserta manfaatnya. Deng- an begitu mereka bisa menempatkan diri sebagai manusia yang memerlukan
suatu bekal untuk hidupnya.
Mereka mempelajari apa yang bermanfaat bagi dirinya dan berupaya menggapainya dengan guru sebagai
pengarah dan pembimbing. Untuk itu diperlukan suatu pendekatan
yang tepat yaitu pendekatan
kontekstual (CTL)
Pendekatan kontekstual merupakan konsep belajar
yang membantu guru mengkaitkan materi yang diajarkan dengan lingkungan sekitar
siswa dan men-
dorong siswa untuk menghubungkan
antara
pengetahuan
yang
mereka
dapat
deng-an penerapannya dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat. Dengan konsep ini
diharapkan
proses pembelajaran
menjadi lebih bermakna
karena
berlangsung se-cara ilmiah
dalam bentuk kegiatan
siswa atau siswa mengalami
atau mengamati sendiri,
tidak hanya transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Pendekatan kon-tekstual (CTL) di dalam proses pembelajarannya memanfaatkan berbagai sumber pembelajaran , setting belajar yang tidak selalu di dalam kelas, dan dapat meman-faatkan media apa saja untuk belajar
Dari uraian di atas, maka diperlukan penelitian dengan judul “Keefektifan Penggunaan Pendekatan Kontekstual (Contextual
Teaching
Learning) dalam Pembelajaran Biologi
Sub Pokok Bahasan Tumbuhan Berbiji di Kelas VII SMPN I Dawe Kudus Tahun Ajaran 2005/2006” dengan
alasan sebagai berikut.
1. Pendidikan kita masih didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan
seba- gai perangkat fakta-fakta
yang harus dihafalkan.
2. Pada umumnya pembelajaran di dalam
kelas, guru masih berfungsi sebagai satu-satunya sumber
pengetahuan dan ceramah sebagai
metode atau pen- dekatan pembelajaran utama.
3. Pelajaran biologi khususnya pada materi tumbuhan biji tidak dapat dipelajari dengan menghafal dan memahami konsep saja akan tetapi
diperlukan pe- ngetahuan
nyata sehingga siswa mengalami atau mengamati
sendiri.
4. Kurikulum sekarang
yaitu kurikulum 2004 menghendaki pelajaran Biologi dalam pembelajarannya
menggunakan CTL.
Cara Downloadnya silahkan klik DISINI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar