BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Alasan Pemilihan Judul
Permainan sepakbola modern pertama kali diperkenalkan oleh Cambridge University di Inggris pada tahun 1846, dengan dibuatnya
peraturan permainan sepakbola
terdiri
dari
11
pasal. Peraturan-peraturan
itu
kemudian disosialisasikan dan dapat diterima oleh universitas dan sekolah lain dan dikenal dengan nama “Cambridge Rules of Football”. Selanjutnya pada tanggal 8 Desember 1863 tersusunlah suatu peraturan permainan sepakbola
oleh The Football Assosiation dan lahirlah
peraturan permainan sepakbola yang digunakan
sampai sekarang. Pada tanggal
21
Mei 1904 berdirilah federasi sepak
bola
dengan nama “Federasi Internationale de Football Assosiation” disingkat FIFA,
atas inisiatif Robert Guirin dari Perancis
dan
sekaligus sebagai
ketua
yang
pertama. Federasi tersebut baru beranggotakan 7 negara pada waktu itu, yaitu : Spanyol, Perancis, Belgia, Belanda, Swiss, Demark, dan Swedia ( A. Sarumpaet,
1991: 2)
Sepakbola adalah
permainan yang dimainkan oleh 2 buah regu yang masing-masing regu
terdiri
dari
11
pemain.
(A. Sarumpaet, 1992: 17). Dan seiring dengan perkembangan zaman, sepakbola juga mengalami perubahan, hal itu terlihat pada peraturan pertandingan,
perlengkapan lapangan, kelengkapan permainan, perwasitan dan lain-lain, yang kesemuanya bertujuan
bagi penonton agar sepakbola lebih bisa dinikmati dan
digemari dan menjadi suatu suguhan atau tontonan yang sangat menarik.
Sedangkan bagi pemain sendiri
agar di lapangan pemain lebih
aman
dan terlindungi dalam mengekspresikan kemampuannya dalam mengolah bola,
walau
tetap
saja sering
terjadinya insiden yang mengakibatkan pemain cedera sehingga pemain harus keluar
dari pertandingan, bahkan ada yang
menjalani operasi dan harus
beristirahat
serta menjalani
perawatan intensif.
Persepakbolaan Indonesia saat ini juga sudah
mengalami perbaikan,hal yang menandai bangkitnya
sepakbola di Indonesia yaitu adanya pembibitan atau adanya pembinaan usia dini dimana pemain muda tersebut dilatih dalam suatu
pelatihan yang sekarang
dikenal dengan nama SSB atau Sekolah
Sepakbola. Ditambah lagi dengan adanya
kompetisi dibawah senior
yaitu U-12 atau Liga
Milo, U-15 atau Bogasari, U-18 atau Piala Suratin, sehingga menambah minat dan
motivasi pada pemain belia untuk mengembangkan bakatnya. Di jenjang
senior digelar berbagai kompetisi seperti : kompetisi divisi Utama yang merupakan gabungan
antara kompetisi perserikatan dan kompetisi Galatama, dan juga
Divisi I Nasional dan Divisi
II Nasional.
Dalam kompetisi sepakbola
bahwa kemenangan adalah merupakan
tujuan yang utama, dan kemenangan ditentukan oleh keberhasilan pemain memasukan
bola kedalam gawang. Oleh karena seorang pemain dikatakan baik bila si pemain menguasai
teknik dasar dengan benar.
Menurut A.Sarumpaet ( 1991 : 17 ) bahwa teknik
dasar adalah semua
kegiatan yang mendasar, dan dengan modal teknik dasar yang baik seorang pemain sepak bola akan dapat bermain dengan baik disegala
posisinya. Tanpa menguasai teknik
dasar, penampilan dalam permainan tidak akan baik, sebab teknik dasar merupakan
fundamen dalam permainan sepak bola disamping fisik, teknik dan mental. Dijelaskan lebih lanjut oleh A.Sarumpaet ( 1991 : 17 ) bahwa teknik dasar permainan
sepak
bola
terdiri dari teknik tanpa bola
dan
teknik
dengan bola, dimana
ke
dua
teknik
tersebut merupakan
faktor yang
saling
mendukung.
Belajar atau berlatih
teknik dasar sepakbola merupakan suatu
tindakan yang mempunyai nilai positif dalam upaya peningkatan prestasi sepakbola, oleh
karena itu agar dapat mencapai prestasi
yang
baik,
mengajarkan bagaimana bermaian sepak bola yang baik dan benar dengan menekankan
pada penguasaan teknik dasar
sepakbola dengan gerakan
– gerakan teknik dasar yang beraneka
ragam. Salah satu teknik dasar dalam sepak bola adalah menendang bola.
Menendang bola menurut A.Sarumpaet ( 1991 : 18 ) adalah suatu usaha
untuk memindahkan bola dari
suatu
tempat
ke
tempat yang lain dengan menggunakan kaki atau
bagian
kaki.
Adapun
cara
menendang bola adalah dengan menggunakan kaki terbagi-bagi tergantung pada tujuan perkenaan
bola pada kaki, salah satunya menggunakan kaki bagian dalam yang
bertujuan untuk memberikan
bola kepada teman, membuang bola, tendangan pinalti, tendangan sudut, tendangan bebas
baik
langsung maupun tidak langsung ataupun tendangan kiper.
Bahwa bermain
sepakbola
tujuan
utamanya adalah untuk mencari kemenangan, di mana kemenangan
itu dapat terjadi apabila salah satu tim lebih banyak memasukkan gol ke gawang
lawan. Hal itu tidak mudah dicapai
karena dalam permainan sepakbola ada penjaga gawang atau sering
disebut
dengan
kiper. Oleh karena itu untuk dapat memasukkan
bola kedalam gawang,
pemain lawan harus pandai mencari
kelemahan dari penjaga gawang.
Gawang yang merupakan
tempat kelemahan dari penjaga gawang atau
kiper adalah area-area sudut gawang bagian atas kanan dan kiri, bagian bawah
kanan dan kiri. Hal itu dapat dibuktikan pada instrumen tes ketepatan
tendangan kearah gawang bahwa angka-angka besar terletak pada sudut kanan kiri atas dan bawah pada gawang.
Dan untuk
dapat
memasukkan
bola ke area yang merupakan kesulitan
bagi penjaga gawang maka pemain perlu mengontrol
bola terlebih dahulu, oleh karena itu pentingnya
menguasai teknik mengontrol bola.
Salah satu metode latihan
kontrol adalah timang-timang bola, dimana
timang-timang bola merupakan salah
satu bentuk
latihan
untuk
trampil
mengontrol bola yang
dilakukan dengan
tujuan
untuk
menahan bola atau menguasai bola agar tidak jatuh ke tanah. Timang-timang bola juga bisa disebut ketrampilan penunjang teknik dasar mengontrol bola, dan kontrol bola itu sendiri ada bermacam-macam,yaitu : 1) kontrol bola dengan
dada,
2) kontral
bola
dengan paha ataupun 3) kontrol bola dengan
kaki (Remmy Muchtar,1992:81).
Gerakan timang-timang bola dapat dilakukan dilakukan dengan
kaki,
dada, dan juga kepala. Apabila
pemain melakukan gerakan timang-timang yang dilakukan dengan kaki, maka bagian
tubuh yang banyak
melakukan kerja ialah kaki, perut. Latihan
timang-timang bola dengan kaki ini tentu
mempunyai pengaruh terhadap fisik maupun ketrampilan, pengaruh latihan
terhadap fisik karena dilakukan secara terus menerus maka untuk latihan ini ialah kuatnya otot kaki dan otot
perut.
Faktor-faktor
itu
bisa
berupa
kekuatan
dan kelentukan.
Kekuatan itu sendiri bisa diartikan sebagai
kemampuan dari otot untuk dapat mengataasi
tahanan
atau
beban
untuk
menjalankan aktivitas (Suharno
H.P.,
1985: 24). Di sini penulis mengambil
kekuatan otot perut untuk penunjang dari timang-timang bola,
karena
penulis
ingin mengetahui seberapa penting otot
perut untuk mendukung melakukan timang-timang . Otot perut merupakan pusat pergerakan dari seluruh badan. Untuk melatih kekuatan otot perut
dapat dilakukan dengan latihan sit-up,
karena sit-up
bertujuan untuk mengukur daya tahan otot-otot perut (Remmy
Muchtar,1992:82).
Dari uraian dimuka maka peneliti
tertarik untuk meneliti
dengan judul : “ Hubungan
antara Kekuatan
Otot Perut dan Ketrampilan timang-timang Bola
Terhadap Kontrol dan Ketepatan Tendangan Bola
Kearah
Gawang
Pada
Mahasiswa Pemain Sepakbola PKLO FIK UNNES Tahun 2004”.
Selain alasan yang telah tersebut diatas bahwa judul penelitian
ini di FIK UNNES Semarang
belum pernah diteliti.
Kemudian berdasarkan pada uraian
yang
telah
tersebut
diatas
bahwa
alasan memilih judul dapat
disimpulkan sebagai berikut
:
1.1.1 Bahwa kekuatan otot perut sangat penting untuk menunjang hasil kontrol bola
dan dari kontrol bola tersebut dapat mengarahkan atau dapat juga menendang bola kesasaran gawang.
1.1.2 Bahwa keterampilan timang-timang bola sangat
berperan besar
untuk membantu kemudahan orang untuk melakukan
kontrol bola. Dan dari timang-
timang tersebut dapat mengontrol dan kemudian mengarahkan atau menendang
bola ke sasaran gawang.
1.1.3 Belum ada penelitian
tentang judul tersebut diatas khususnya di UNNES Semarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar