BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Iklan komersial sebagai salah satu
media promosi
suatu
produk
merupakan sarana untuk menginformasikan benefit (keuntungan) yang bisa
diperoleh dengan menggunakan produk
tersebut. Iklan
yang
berhasil setidaknya memberikan informasi/pesan
yang
dapat
mengubah pola pikir
(mindset) konsumen.
Tahapan selanjutnya
yakni
memengaruhi
perilaku
konsumen agar mengonsumsi produk yang diiklankan. Hal ini agar konsumen mengubah
perilakunya
dalam
memenuhi kebutuhannya. Bila produk
yang
diiklankan tersebut merupakan produk baru, maka diharapkan terjadi trial buying (konsumen melakukan pembelian untuk menguji coba produk). Kepuasan yang
diperoleh
saat
trial
buying
mendorong
terjadinya
repeat
buying (pembelian ulang). Bila produk tersebut merupakan
produk yang telah eksis
dan dikenal
luas
oleh
masyarakat maka
iklan
bertujuan untuk memelihara loyalitas konsumen terhadap
produk tersebut.
Pentingnya iklan atau promosi
disebutkan
Kottler
(dalam
Royan,
2004: 22) mengenai bauran pemasaran bahwa produk (product), harga (price),
penempatan produk (place), dan promosi (promotion)
merupakan suatu kesatuan dalam kegiatan pemasaran. Keempat komponen pemasaran tersebut saling melengkapi. Suatu produk yang bagus dan
baik
mutunya,
desain
kemasan, benefit, dan brand
tanpa disertai harga yang kompetitif, tidak akan terjual maksimal dalam jangka panjang. Hal yang sama jika produk tersebut
tidak dipromosikan, apalagi
juga tidak didistribusikan, maka produk
tersebut tidak akan diserap
pasar secara maksimal.
Bauran pemasaran yang terdiri dari 4 P (product, price, place, promotion) tersebut saling melengkapi dan saling
berasosiasi.
Penelitian-penelitian terdahulu yang terkait dengan efektifitas iklan dalam meningkatkan
brand awareness adalah efektivitas iklan teh botol sosro di
televisi versi pengunjung
rumah makan oleh Cahyani (2004: 1-2) diperoleh bahwa ada pengaruh iklan terhadap perilaku
membeli konsumen. Hasil yang menunjukkan pengaruh iklan dalam memengaruhi perilaku membeli konsumen adalah penelitian yang dilakukan oleh
Irawan (2005: 1-2) yang menunjukkan bahwa konsumen terpengaruh untuk mengonsumsi
Fruit-Tea
setelah melihat iklan tersebut
di televisi. Penelitian oleh Dwipayan (2005: 1-
2) juga menunjukkan bahwa iklan televisi mampu memengaruhi konsumen
untukmembeli mie
sedaap, karena produk tersebut
diiklankan di televisi.
Iklan merupakan
bagian dari promosi, oleh karena itu sebagai salah satu media promosi dalam mecapai
sasarannya memengaruhi konsumen harus mampu memberikan
kesan yang mendalam terhadap konsumen, sehingga diharapkan mampu meningkatkan
brand awareness
(kesadaran
terhadap
merek) yang tinggi.
Strategi
untuk meningkatkan kesan
yang
mendalam dalam kampanye iklan
yang
sering digunakan adalah
tagline. Tagline merupakan
suatu
ungkapan
pendek
berisi
pesan
yang
padat
dan
mudah
diingat. Mengingat dalam iklan komersial yang di tayangkan
di televisi (TV Commerce/TVC) waktu untuk menyampaikan terbatas
yaitu dalam hitungan beberapa detik, maka peranan tagline menjadi begitu
penting pada beberapa produk tertentu.
Penggunaan tagline
dalam iklan TV sudah merupakan hal yang sudah lazim dan jamak dilakukan, diharapkan dengan
tagline tersebut mampu memberikan kesan mendalam yang mudah diingat dalam
benak konsumen. Kesan yang timbul pada konsumen diharapkan mampu mengingat pesan maupun
informasi yang disampaikan melalui iklan tersebut
baik
sinopsis
cerita, alur cerita, adegan demi adegan, adegan
tertentu, dan hal menarik lainnya dalam iklan tersebut.
Iklan yang memberikan pengalaman dan kesan kepada pemirsa (audiance)
diharapkan mampu meningkatkan brand awareness.
Brand
Awareness
yang tinggi diharapkan
mampu
meningkatkan
loyalitas terhadap merek tersebut (Durianto,
dkk., 2004: 3). Loyalitas
tersebut diharapkan mampu mengukuhkan eksistensi
merek tersebut dalam persaingan dengan merek lain. Kualitas brand awareness
tersebut bisa dicapai melalui
kampanye iklan melalui berbagai
media, misalnya: Televisi, radio, bill board,
baliho, sponsorship event, iklan
majalah, iklan koran dan lain-lain (Mix, September 2006: 58).
Tagline diharapkan mampu meningkatkan brand awareness konsumen, dengan brand awareness
yang tinggi diduga mampu mempengaruhi perilaku
pembelian konsumen sehingga
diharapkan mampu
meningkatkan volume penjualan. Fenomena tersebut
menjadikan unik dan
menarik untuk
diteliti. Penelitian ini berusaha untuk mengungkapkan
efektifitas tagline
dalam
meningkatkan brand awareness,
yakni dengan
melakukan studi pada Iklan TV Produk Rokok {(Rokok A Mild (dengan tagline-nya Tanya Kenapa?) dengan Rokok
Sampoerna Hijau
dengan (tagline-nya Nggak ada Loe nggak Rame)}, Minuman Teh {(Teh Botol Sosro (dengan tagline-nya
ahlinya teh) dengan
Freshtea (dengan tagline-nya sehat dan
enak)}, dan Minuman Bersoda {(Coca-Cola (dengan tagline-nya Positif dan Semangat di Hidup Ala Coca-Cola) dengan Fanta Apel (dengan tagline- nya Cerianya
Berasa
Banget)}.
Pertimbangan menggunakan
merek-merek
tersebut menjadi objek
penelitian adalah karena iklannya
sering diputar di stasiun-stasiun televisi swasta nasional sehingga
cukup dikenal di masyarakat
secara luas, sumber diperoleh melalui pengamatan yang dilakukan peneliti terhadap brand-brand yang
dijadikan objek penelitian
dengan hasil sebagai
berikut; untuk rokok
iklannya tayang di TV mulai pukul 21.00
WIB sampai subuh, A Mild rata-rata
muncul 5 kali dalam
semalam, Sampoerna Hijau muncul 6 kali dalam semalam. Untuk produk
minuman teh dan minuman
bersoda tidak dibatasi jam penayangannya.
Berdasarkan pengamatan peneliti
iklan Teh Botol Sosro muncul 6 kali dalam sehari, iklan Frestea muncul 4 kali
dalah sehari, iklan Coca-Cola muncul 5 kali dalam
sehari, dan Fanta
Apel muncul 4 kali dalam sehari. Pengamatan peneliti
lakukan mulai dari tanggal 1
– 15 Juni 2007 pada berbagai stasiun televisi
swasta nasional.
Berdasarkan data pengamatan
penelitian tersebut, peneliti berusaha mengungkap
bagaimanakah iklan yang memiliki tagline memberikan
sumbangan positif terhadap brand awareness, oleh karena
itu
perlu diperhatikan faktor-faktor
yang memengaruhi
brand
awareness.
Durianto,
dkk. (2004:
10)
menyatakan bahwa pesan dalam
iklan yang disampaikan harus mudah diingat,
berbeda dibandingkan dengan merek lainnya, tagline
yang menarik
sehingga
membantu konsumen mengingat merek, adanya simbol yang berhubungan dengan merek, diversifikasi merek agar semakin diingat konsumen,
memperkuat
kesadaran merek dengan memakai suatu isyarat yang sesuai dengan kategoti produk, merek atau keduanya, melakukan
pengulangan untuk meningkatkan pengingatan, karena membentuk ingatan lebih sulit dibandingkan membentuk
pengenalan.
Hal yang
juga
perlu
diperhatikan
dalam
komunikasi
iklan
dalam
meningkatkan brand awareness adalah persepsi, karena bagaimana tanggapan
pemirsa televisi terhadap suatu iklan
ditentukan
oleh
persepsi
mereke
terhadap iklan tersebut, baik
persepsi positif
maupun negatif. Pada hakikatnya persepsi merupakan
proses kognitif yang dialami oleh setiap orang
di dalam memahami
informasi tentang lingkungannya, baik lewat
penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman. (Thoha, 1986: 138). Persepsi merupakan pengalaman tentang
objek, peristiwa, atau hubungan yang diperoleh dengan
menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. (Rahmat, 2004:51). Menurut
Leavit (1997:27), persepsi
(perception) dalam arti sempit
adalah
penglihatan, bagimana cara seseorang melihat sesuatu, sedangkan dalam arti luas ialah
pandangan atau pengertian, yaitu bagaimana
seseorang memandang atau mengartikan
sesuatu.
Persepsi
merupakan
proses
kognitif, dimana
seseorang
individu
memberikan arti kepada lingkungan. Mengingat bahwa masing-masing orang memberi artinya sendiri terhadap stimulus, maka dapat dikatakan bahwa individu-individu yang berbeda “melihat” hal
sama dengan cara-cara yang berbeda. (Winardi,
2004: 203:204). Hal yang sama dikemukakan Robbins (2001:89) mengemukakan mengenai
persepsi adalah suatu proses
dimana individu-individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka
agar memberi makna
kepada lingkungan mereka.
Thoha (1986:138)
menyatakan bahwa pada
hakikatnya
persepsi
merupakan proses
kognitif yang dialami
oleh setiap orang
di dalam memahami informasi tentang
lingkungannya, baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan,
dan
penciuman. Persepsi merupakan pengalaman tentang objek,
peristiwa, atau hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan
informasi dan menafsirkan pesan. (Rahmat, 2004:51).
Persepsi
merupakan
proses
kognitif, dimana
seseorang
individu
memberikan arti kepada lingkungan. Mengingat bahwa masing-masing orang memberi artinya sendiri terhadap stimulus, maka dapat dikatakan bahwa individu-individu yang berbeda “melihat” hal
sama dengan cara-cara yang berbeda (Winardi, 2004: 2030-204). Hal yang
sama dikemukakan
Robbins (2001:89) mengemukakan mengenai
persepsi adalah suatu proses
dimana individu-individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka
agar memberi makna
kepada lingkungan mereka.
Persepsi
merupakan suatu proses yang didahului oleh
proses penginderaan yang akan berlangsung setiap saat,
pada
waktu
individu
menerima stimulus melalui alat indera. Alat indera tersebut merupakan alat penghubung antara individu dengan dunia luarnya. Dalam persepsi terdapat aktifitas yang integral, maka seluruh apa yang ada dalam diri individu seperti
perasaan, pengalaman, kemampuan berfikir, kerangka
acuan, dan aspek-aspek lain yang ada dalam diri individu akan ikut peran aktif dalam persepsi
itu.
Penelitian ini
diharapkan
mampu
mengungkap
tingkat
kesuksesan
tagline merek-merek tersebut
di atas. Hal ini menarik untuk diteliti karena setiap
merek memiliki tingkat
efektivitas tagline yang
berbeda-beda, melalui penelitian inilah peneliti berusaha untuk mengungkapnya.
Cara Downloadnya silahkan klik DISINI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar