Sabtu, 04 Agustus 2012

Hambatan-Hambatan Yang Mempengaruhi Ketepatan Pemilihan Karier Siswa Kelas Ii Di Sma Negeri 1 Kramat Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2004/2005 (A1)

BAB I 
PENDAHULUAN 

A. Alasan Pemilihan Judul

Setiap orang memerlukan suatu pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Melalui pekerjaannya seseorang melayani kebutuhan masyarakat, mendapat   imbalan  untuk   memenuhi   kebutuha hidupny sendir dan menumbuhkan  rasa  harga  diri. Selain  itu,  jabatan   atau  pekerjaan  yang dipegang  seseorang  ikut  menentukan  pola kehidupannya  sehari-hari  dan lingkungan pergaulan sosialnya. Gaya hidup seseorang juga dipengaruhi oleh jabatan  atau pekerjaannya sehingga pekerjaan tersebut sebagai refleksi diri dari orang itu sendiri.
Untuk   dapat     menentukan     kariernya     secara     tepat     seseorang membutuhkan   prose atau   waktu   yang   cukup   panjang Sepert yang dikemukakan  Sukardi (1994:15) karier  seseorang  bukanlah  hanya  sekedar pekerjaan apa yang telah dijabatnya, melainkan suatu pekerjaan atau jabatan yang  benar-benar sesuai dan cocok dengan potensi-potensi diri dari orang- orang yang  menjabatnya  sehingga  setiap  orang yang memegang pekerjaan yang dijabatnya itu  akan merasa senang untuk  menjabatnya dan kemudian mereka akan berusaha semaksimal mungkin untuk meningkatkan prestasinya, mengembangkan potensi  dirinya, lingkungannya serta sarana dan prasarana yang diperlukan dalam menunjang pekerjaan yang sedang dijabatnya.
Dalam  perkembangan  karier  seseorang  dipengaruhi  oleh  beberapa faktor, di antaranya faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu yang berasal dari diri individu sendiri yang meliputi inteligensi, bakat, minat, kepribadian serta  potensi-potensi lainnyaSedangkan faktor eksternal yaitu faktor-faktor sosial atau  faktor  yang  berasal  dari luar  diri  individu  seperti lingkungan keluarga maupun  lingkungan masyarakat  yang juga memegang peranan penting dalam proses perkembangan karier.
Dalam memilih pekerjaan atau karier yang akan dijabat kelak, siswa sekolah lanjutan tingkat atas menghadapi kenyataan bahwa di masyarakat ada demikian banyak pekerjaan. Bisa dipahami kalau melihat kenyataan tersebut siswa menjadi bingung dari sekian banyak pekerjaan yang cocok baginya. Ada banyak siswa yang benar-benar tidak tahu pekerjaan apa yang akan dipilihnya. Ada juga siswa yang mempunyai pilihan karier tetapi masih ragu-ragu apakah pekerjaan yang dipilih cocok baginya serta ada juga siswa yang lain mantap dengan pilihan kariernya karena merasa bahwa bakat dan minatnya ada di situ.
Siswa  SMA  Negeri  1  Kramat  Kabupaten  Tegal  berasal  dari  latar belakang keluarga yang berbeda. Banyak siswa yang berasal dari keluarga ekonomi  menengah  ke atas  tetapi  tidak sedikit yang  berasal  dari  keluarga ekonomi ke  bawah. Bagi siswa yang berasal dari keluarga yang tergolong dalam  ekonomi  menengah  ke  atas  sudah  tentu akan  melanjutkan  studi  ke jenjang yang lebih tinggi  lagi dan bagi yang tergolong dalam ekonomi ke bawah apabila tidak melanjutkan  ke  jenjang yang lebih tinggi maka mereka akan mencari pekerjaan yang cocok dan sesuai dengan kemampuannya. Bagi yang  akan  melanjutkan,  mereka akan mencari  jurusan yang  cocok dengan minat, kemampuan serta potensi yang ada pada diri siswa tersebut.
Dalam pemilihan karier yang tepat tentunya harus disesuaikan dengan minat dan kemampuan dari siswa itu sendiri. Selain itu ada beberapa hal yang sangat mempengaruhi proses pemilihan karier, seperti kepribadian diri siswa, keterampilan  yang  dimiliki  serta pengetahuan  tentang  dunia  kerja.  Selain dipengaruhi oleh faktor internal, faktor eksternal juga sangat mempengaruhi, seperti faktor  sosiaekonomi  keluarga,  orang  tua  juga masyarakat  sekitar. Faktor ekonomi keluarga sangat mempengaruhi dalam pengambilan keputusan karier  karena  dengan  faktor  tersebut  siswa  bisa  menentukan  apakah  akan melanjutkan studinya atau memutuskan untuk bekerja karena kurangnya biaya untuk  dapat melanjutkan  pendidikannya.  Selain  faktor  ekonomi  keluarga, dukungan dari orang tua juga sangat mempengaruhi  dalam proses pemilihan karier  karena  dukungan  dari  orang  tua sangat  membantu  anaknya  dalam memilih karier yang diinginkan, sebaliknya sebuah pemaksaan akan berakibat buruk bagi anak dalam memilih kariernya. Lingkungan masyarakat juga salah satu  faktor  pendukung  siswa  berhasil  dalam  proses  pemilihan kariernya. Seperti   yang   dikemukaka Winke (1991:536)   masyaraka merupakan lingkungan  sosial  budaya  dimana  orang  muda  dibesarkan,  individu  yang berada di lingkungan masyarakat tidak akan lepas dari pandangan-pandangan mereka termasuk juga dalam  pemilihan karier individu yang akan memilih jabatan  yang  dipandang  masyarakat baik.  Pihak  sekolah  hendaknya  dapat menginformasikan pilihan–pilihan karier yang sesuai dengan kemampuan dan potensi  yang  ada  pada  diri  siswa,  hal  tersebut   dapat dilakukan  dengan memberika layana bimbinga karie ole gur pembimbing  secara terprogram.
Berdasarkan  observasi  awal  peneliti  serta  wawancara  dengan  siswa yang sekarang duduk di bangku kelas II, diperoleh informasi bahwa banyak permasalaha yang dialami  siswa  berkaitan  dengan  pemilihan  kariernya. Ternyata  di  SMA  Negeri  1 Kramat Kabupaten  Tegal  ini  dalam  pilihan karierny sisw masih   mengalami   kebingungan.  Sisw meras kurang informasi tentang karier yang dapat mereka pilih, walaupun ada jam BK tetapi belum  dilaksanakan  sebagaimana  mestinya,  jam  BK  masih  sering  terlihat kosong tanpa kegiatan apa pun.  Kegiatan  layanan bimbingan karier belum terprogram  denga bai hany saat-saat  tertentu   saja   layana tersebut diberikan, padahabanyak siswa  kelas II yang datang ke  ruang BK untuk menanyakan tentang jurusan yang akan dipilihnya di kelas III  nanti,  karena apabila siswa tersebut akan melanjutkan ke perguruan tinggi tentunya  akan memilih jurusan yang sesuai dengan jurusan pada saat di SMA. Hal tersebut akan berakibat buruk pada masa depan karier siswa termasuk dalam pemilihan pekerjaan  yang  mereka  inginkan  apabila  tidak  sesuai  dengan  bakat  dan minatnya. Seperti yang dikemukakan Mitchell (dalam Manrihu,1992:157-158) bahwa kebanyakan  anak-anak  umur  17  tahun  telah  membicarakan  serius kepad seseorang tentang  rencana-rencananya  di  masa  depan  serta  telah memikirkan tentang jenis pekerjaan yang mereka suka kerjakan kelak. Siswa kelas II yang rata-rata usianya 17 tahun mulai membicarakan masalah karier yang akan dipilihnya, hal tersebut dapat dilakukan dengan guru pembimbing di sekolah untuk memperoleh informasi yang lebih jelas mengenai karier yang akan dipilihnya.
Kurangnya informasi yang berkaitan dengan pendidikan juga jabatan atau pekerjaan yang cocok dengan kemampuan siswa juga sebagai salah satu penghambat  siswa tidak dapat mengambil keputusan kariernya secara tepat. Sisw bingung    denga jurusayang   aka diambilny apabil akan melanjutka pendidikannya  serta  apabila  akan bekerja  juga  tidak  tahu pekerjaan yang cocok  baginya sehingga bagi siswa yang tidak melanjutkan banyak yang menganggur setelah siswa tersebut lulus dari bangku sekolah.
Dari hasil wawancara dengan guru pembimbing masih banyak siswa yang  merencanaka karierny dilakuka tida secar realistis mereka membuat rencana kariernya hanya didasarkan atas kemauan dan keinginannya saja tidak  disesuaikan dengan kemampuan yang dimilikinya, hal ini terlihat dari angket penjurusan yang diberikan guru pembimbing kepada siswa kelas II dan ternyata dalam pengisian angket tersebut siswa memilih jurusan di kelas III tidak disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki juga tidak disesuaikan dengan  karier  yang  akan  dipilihnya.  Misalnya  siswa  memilih  jurusan  IPA sedangkan bakatnya bukan di IPA dan  setelah  lulus sekolah siswa tersebut akan meneruskan usaha orang tuanya yang  memiliki usaha bahan sembako. Kurangnya dukungan  dari  orang  tua  juga  mempengaruhi  proses  pemilihan karier  siswa,  hal  ini terlihat  dari  banyaknya  siswa  yang  memilih  jurusan didasarkan  atas  keinginan  orang  tua saja,  seperti  orang  tua  menginginkan anaknya setelah lulus melanjutkan keperguruan tinggi dan mengambil jurusankedokteran tetapi kemampuan anaknya bukan di bidang eksak, ia lebih mampu di bidang sosial. Dari fenomena tersebut dapat diketahui bahwa masih banyak siswa yang  belum dapat memilih kariernya  secara tepat.   
Selain itu  untuk siswa kelas II tidak diberikan tes penjurusan dengan alasan tidak adanya dana untuk kegiatan tersebut sehingga untuk menentukan jurusan di kelas III hanya didasarkan pada prestasi dan keinginan siswa. Kurangnya perhatian dari pihak sekolah terhadap  kegiatan tersebut merupakan salah satu faktor penghambat siswa tidak dapat menentukan kariernya  secara tepat sehingga siswa-siswa tersebut  perlu  diber bantuan agar  dapat  membuat  rencana-rencana  dan mengambil keputusan secara bijaksana.
Dar latar   belakang   tersebut   diatas mendorong   peneliti   untuk melakukan penelitian  secara  teliti  terhadap  siswa  kelas  II  dengan  judul hambatan-hambatan yang mempengaruhi ketepatan pemilihan karier siswa kelas  I di   SMA  Neger 1   KramaKabupaten  Tegal   tahun  pelajaran 2004/2005.


Cara Downloadnya silahkan klik DISINI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar