Sabtu, 04 Agustus 2012

Dampak Tradisi Pasar Kliwonan Terhadap Upaya Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Batang (A3)

BAB I 
PENDAHULUAN 

1.1 Latar Belakang

Sebagai makhluk  sosial,  manusia  hidup  dalam  sebuah  masyarakat,  saling berinteraksi  untuk  memenuhi  kebutuhannya  masing–masing.  Manusia  tidak  dapat hidup  secara  individual,  ia  sangat bergantung  pada  orang  lain.  Dalam  hubungan antarmanusia   ini,   manusia   menciptakan   suatu  kehidupan   yang   berkelompok– kelompok, dan anggota tiap kelompok ini saling berhubungan satu sama lain hingga membentuk  suatu  kehidupan  masyarakat  yang  luas  dan   kompleks.  Kehidupan masyarakat ini pun memiliki sistem kehidupan sosial yang berbeda–beda, ada yang hidup dengan sistem tradisional dan modern.
Dalam bahasa Inggris, masyarakat disebut dengan society, asal katanya socius yang berarti kawan. Adapun kata “masyarakat” berasal dari bahasa Arab, yaitu syiek, artinya bergaul. Adanya  saling bergaul ini tentu karena ada bentuk–bentuk aturan hidup, yang bukan disebabkan oleh  manusia sebagai perseorangan, melainkan oleh unsur–unsur  kekuatan  lain  dalam  lingkungan   sosial   yang  merupakan kesatuan (Koentjaraningrat, 1990:143). Para ahli sepakat bahwa adanya  saling bergaul dan berinteraksi karena mempunyai nilai–nilai, norma–norma, cara–cara, dan  prosedur yang merupakan kebutuhan bersama sehingga masyarakat merupakan kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu, yang bersifat kontinyu dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama.


Masyarakat merupakan satuan lingkungan sosial yang bersifat luas. Aspek wilayah  kurang ditekankan, yang penting dan memperoleh bobot yang lebih besar adalah aspek keteraturan  hidup sosial dan rawan hidup kolektif. Kedua aspek itu menunjukkan derajat integrasi masyarakat karena keteraturan sosial dan kebersamaan hidup (kolektif) ditentukan oleh kemantapan unsur–unsur  masyarakat yang terdiri atas pranata status dan peranan individu sebagai anggota masyarakat.
Sebagai  bangsa  yang  merdeka,  berdaulat,  dan  memiliki  citacita  untuk membentuk  masyarakat  adil  dan  makmur,  bangsa  Indonesia  melakukan  tahapan pembangunan secara  sistematis dengan maksud agar tujuan dan citacita tersebut dapat terlaksana. Pembangunan pada hakekatnya merupakan suatu proses perubahan terencana dengan melibatkan berbagai unsur yang terdapat dalam masyarakat seperti pemerintah  dan  rakyat,  serta  bertujuan  untuk  meningkatkan   taraf  kehidupan, kesejahteraan, keadilan, pemerataan, dan kedamaian.
Secara umum, pembangunan dapat dilihat melalui dua sudut pandang,  yaitu dilihat dari  aspek ekonomi dan aspek sosial. Dari sudut pandang ekonomi, jelas terlihat     bahwa   pembangunan  bertujuan   untuk       meningkatkan      kesejahteraan masyarakat dan mempunyai ruang lingkup yang sempit. Pembangunan yang dilihat dari  sudut  pandang  sosial  mempunyai  ruang             lingkup  yang  lebih  luas.  Selain bertujuan   meningkatkan   kesejahteraan   masyarakat,   pembangunan   sosial   lebih mengarah  kepada  upaya  pemberdayaan   masyarakat.  Menurut  Elliot  dalam  Adi (2002:131)  pembangunan  pada  dasarnya  bersifat   proaktif,  menghindari  adanya korban yang tidak perlu (victim blaming) dengan melakukan  perencanaan preventif guna mengembangkan dan memberdayakan berbagai potensi yang ada di masyarakat, serta  melakukan  strategi  intervensi  (perubahan  sosial  terencana)  yang  bersifat multisistem.
Kegiatan pembangunan masyarakat Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kualitas manusia dan kualitas kehidupan masyarakat agar makin maju dan mandiri, serta dijiwai nilai–nilai Pancasila. Pembangunan akan berhasil apabila masyarakatnya telah diberdayakan secara maksimal, sehingga pembangunan di segala bidang dapat terlaksana dengan baik.
Menurut Midgley dalam Adi (2002:116) pembangunan sosial sebagai salah satu   pendekatan  dalam  pembangunan  pada  awal  perkembangannya  seringkali dipertentangkan dengan pembangunan ekonomi. Hal ini terkait dengan pemahaman banyak orang yang menggunakan istilah pembangunan” yang dikonotasikan sebagai perubahan ekonomi yang diakibatkan oleh adanya industrialisasi.
Penempatan pembangunan sosial lebih dikedepankan dalam upaya peningkatan kesejahteraan     sosial    suatu    masyarakat     maupun     negara,    karena pendekatan ini diasumsikan lebih terkait dibandingkan dengan pendekatan bidang yang lain dalam  kaitan dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Sedangkan pembangunan     bidang  yang lain meskipun         mempunyai   sumbangan         terhadap kesejahteraan sosial, tetapi masing–masing pembangunan tersebut punya keterkaitan lebih erat dengan tujuan pembangunannya. Dengan  demikian dapat terlihat bahwa berbagai  upaya  pembangunan yang  dilakukan  pada  dasarnya   ditujukan  untuk mengembangkan  tingkat  kesejahteraan  masyarakat. Pembangunan  kesejahteraan sosial di atas pada dasarnya juga merupakan suatu upaya pemberdayaan masyarakat.
Pemberdayaan masyarakat sebagai salah satu strategi pembangunan sangatlah tepat   untuk   menggerakkan  dinamika   masyarakat   dalam   memenuhi   kebutuhan hidupnya. Masyarakat tidak  lagi hanya menunggu  perintah  atasan  dan  tidak  lagi hanya  bergantung  pada  pemerintah  tanpa  adanya suatu inisiatif,  kreativitas,  dan swadaya.
Strategi pemberdayaan ada bermacam-macam, diantaranya melalui kegiatan kelompok masyarakat dan  gerakan  sosial  budaya.  Tradisi  Pasar  Kliwonan  yang terjadi di Batang dapat masuk ke dalam kedua kategori di atas Hal ini dikarenakan dalam Pasar Kliwonan terjadi interaksi antarmasyarakat yang saling menguntungkan. Atas dasar uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk  mengadakan penelitian yang berkaitan  dengan  masalah  tersebut  ke  dalam  skripsi  dengan  judul   “DAMPAK TRADISI  PASAR             KLIWONAN   TERHADAP    UPAYA           PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KABUPATEN BATANG”.


Cara Downloadnya silahkan klik DISINI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar